Sabtu, 28 Januari 2017

24 jam waktu kita, sudahkah bernilai ibadah?

Tadi pagi, kbetulan nggak punya jadwal ke mana-mana tiba-tiba pengen banget pergi mngaji. Kebetulan punya jadwal tausyiah di mesjid Trans Bandung, hari ini jadwalnya ustadz Erick Yusuf. Seorang ustadz muda yang sedang naik daun berasal dari kota Bandung. Pertama kali mendengar ceramah beliau di TV One saya sudah tertarik. Pemaparannya begitu jelas dan keseharian. Dia selalu mencontohkan penerapan ayat per ayat dengan contoh kehidupan sehari-hari dan saya rasa mudah dicerna untuk orang awam.

Tema pagi tadi adalah 24 jam waktu kita harus bernilai ibadah. Bagaimana caranya? apakah selama 24 jam kita harus terus menerus solat zikir atau puasa tanpa mengerjakan hal lain? ternyata tidak begitu, seperti kita tahu jin dan manusia diperintahkan Allah SWT hanya untuk beribadah kepadaNya. Setelah kita tahu dulu tujuan hidup kita seperti itu, kita hanya tinggal menerapkannya dalam keseharian. Kita mengenal adanya hubungan vertikal dengan Allah (habluminalloh) dan hubungan sosial dengan manusia (habluminannas). Urusan habluminalloh adalah urusan hanya individu kita dengan Allah semata sedangkan habluminannas, kita memerlukan orang lain untuk berhubungan. Itulah sebabnya manusia disebut dengan makhluk sosial. Alangkah baiknya kalau urusan sosial kita pun tidak terlepas dari habluminalloh.

Ustadz Erick Yusuf memberikan contoh bagaiman keseharian sosial kita tidak terlepas dengan habluminalloh. Supaya kita terus "connect" dengan sang pencipta, mulailah dengan niat. Apabila semua perilaku kita diluruskan dengan niat hanya ingin mencari ridho Allah, insyaalah kita akan menjadi "muklis", orang yang ikhlas. Ibu-ibu yang mempunyai tugas mengurus rumah tangga seperti memasak, mencuci, mengurus suami dan anak-anak, kalau itu semua dilakukan dengan ikhlas dan hanya ridho Allah yang menjadi tujuan, insyaallah mereka akan enteng-enteng saja dan tidak memandang pekerjaan itu sebagai "siksaan".

Seorang ibu bertanya, bagaimana caranya agar perasaan ikhlas itu tetap ada atau agar kita tetap bisa connect dengan Allah swt? Ustadz Erick memaparkan ada baiknya kita membuat semacam "to do list" setiap hari. Apa yang akan kita lakukan hari itu, apakah semua kegiatan itu sudah berada di dalam ridoNya? Ada baiknya di saat-saat senggang atau waktu luang, kita tetap berzikir dalam hati mendawamkan keagungan Allah, beristigfar ataupun bershalawat kepada Nabi. Hal ini akan membantu hati kita untuk tetap mengingatNya.

Terus terang, hal ini tidaklah mudah untuk diterapkan sehari-hari. Tetapi kalau kita paksakan pada awalnya dan tentu saja dengan niat yang kuat, insyaallah ini akan menjadi kebiasaan baik pada akhirnya. Begitu pula kalau kita ingin menerapkannya kepada anggota keluarga kita baik pasangan ataupun anak-anak, dibutuhkan keistiqomahan dan niat yang kuat. Wallohualam.

Semoga kita bisa mengisi 24 jam waktu kita dengan urusan vertikal dan horisontal yang seimbang, dengan niat yang tulus dan tetap beristiqomah. Aamiin.

1 komentar:

  1. Semoga kita semua bisa terus menyempurnakan niat hanya pada Allah di setiap kegiatan yang kita lakukan. Semoga kita menjadi hamba Allah yang selalu mengingatnya. Terima kasih remindernya Bu Tanti :-)

    BalasHapus

Copyright © 2012 See, Think, Write All Right Reserved