New Post

Rss

Rabu, 30 Januari 2019
no image

Posting pertama di tahun 2019

Ini hari terakhir di bulan Januari 2019, dan saya baru membuka kembali blog ini. Menghilangkan rasa malas adalah pergulatan terhebat dengan diri sendiri. Mengapa saya kemudian mulai lagi menulis? Karena akhirnya saya menemukan pekerjaan part time yang sudah bulat akan saya geluti sampai akhir hayat. Yaitu menulis !

Telat mungkin ya. Tapi ngga papa lah daripada tiap hari galau bingung mau ngapain. Bismillah, semoga ini awal yang baik, barusan abis ngirim contoh artikel ke pemberi job, mudah-mudahan nyangkut.

See you on the next posting !
Senin, 27 Agustus 2018
Wanita Harus Bahagia

Wanita Harus Bahagia

Menurut saya, seorang wanita itu hukumnya WAJIB BAHAGIA. Kenapa saya tulis pake huruf besar semua? biar penekanan aja sih hihi. Tapi emang betul lho, menurut saya peran wanita itu luar biasa, sampai-sampai Al Quran khusus punya surat sendiri mengenai wanita.

Peran wanita sebagai seorang istri dan ibu di keluarga menjadi kunci penting kebahagiaan sebuah rumah tangga. Kalau si wanita merasa tidak bahagia dalam menjalankan perannya, dia akan merasa tersiksa menjalani hari-hari nya. Kebayang kan kalau kita sebagai wanita yang tidak bahagia, bawaannya betee terus dan marah-marah di rumah. Siapa lagi yang jadi korban kalau bukan anak? karena merekalah sasaran paling empuk kemarahan emaknya.

Tidak dipungkiri banyak sekali faktor yang menyebabkan seorang wanita menjadi tidak bahagia. Faktor ekonomi misalnya, suami pengangguran atau pelit dalam memberi nafkah kepada istrinya. Anak yang bandel susah diatur, merasa jenuh karena tidak punya kegiatan yang menarik dan lain-lain. Bahaya nya apabila kejadian ini dibiarkan berlarut-larut akan berakibat fatal terutama pada kesehatan si istri. Puncaknya banyak yang depresi atau penyakit mental lainnya. Hmmm ... serem juga yah.

Saya pun pernah mengalami perasaan tidak bahagia. Ada saja penyebabnya, mikirin utang, biaya yang semakin membengkak, kurang koordinasi sama suami dan banyak sebab lainnya.Satu hal yang paling sering saya lakukan adalah mengucap istigfar berkali-kali, ambil wudhu ... biarkan air mata membasahi sajadah. Ceritakan semua permasalahan yang menghimpit dan yakin bahwa Dia Maha Mendengar dan sedang menyiapkan solusi untuk doa saya.

Walaupun banyak teman dan sahabat, saya bukan tipe orang yang gemar curhat sana sini, paling banter saya cerita sekilas ke adik saya, kebetulan rumah kami berdekatan. Malah menurut perasaan saya, saya adalah pendengar yang (ehm) cukup baik sepertinya, setiap ketemu teman mereka pasti seneng cerita permasalahannya. Tapi menurut saya wajar saja, wanita biasanya merasa sedikit terangkat bebannya kalau dia sudah bercerita mengenai masalahnya. Untuk itulah saya bersahabat kembali dengan blog ini, karena bagi saya menulis adalah terapi. Saya terbiasa menulis diary sejak kecil sampai kuliah dan saya baru tersadar kalau merasa plong setelah curhat lewat tulisan.

Jadi, bagaimana supaya kita bahagia terus? Kalau saya sih merubah mindset ! Bahwa Allah memberi manusia cobaan sudah sepaket dengan solusi nya. Kita hanya tinggal disuruh solat dan bersabar, ikhtiar maksimal, serahkan hasilnya kepada Allah. Dia tidak akan salah dalam menempatkan ujian bagi umatnya, semua sudah sesuai porsinya masing-masing. It's Ok kalau mau menangis dan merasa itu mengangkat sedikit beban, asal jangan lebay aja. Cari kegiatan atau apapun yang bisa membuat kamu terhibur, mendengarkan musik, nonton drakor (kan enak bisa sambil nangis hehe) atau mungkin cuma mengunyah sebatang coklat? menurut penelitian, coklat bisa bikin orang bahagia lho.

Seperti kata pepatah, nothing last forever ... nggak ada sesuatu yang abadi termasuk kesedihan. Rasanya gak mungkin deh hidup kita menderitaaa terus. Coba flash back dan hitung seberapa banyak nikmat dari Allah yang harus kita syukuri. Insyaallah dengan bersyukur sebanyak mungkin, beribadah, berbuat baik setiap hari, fokus pikiran kita akan menghindarkan dari kesediahan yang berlarut-larut. Let's be happy and not too worry about everything !

Kamis, 01 Februari 2018
Kriminalitas Anak, Salah siapa?

Kriminalitas Anak, Salah siapa?

Kantor saya bergerak di bidang hukum anak. Kami menyediakan pengacara untuk mendampingi anak-anak yang terlibat kasus hukum. Banyak kasus yang kita tangani mulai dari bullying, pelecehan seksual, curanmor dan kasus terakhir yang membuat bulu kuduk merinding adalah kasus video porno dengan pelaku anak berumur 9 tahun dengan wanita umur 18 tahun dan sebagai pengarah gaya nya adalah ibu nya sendiri! Oh Tuhan ...

Sebagai seorang ibu dengan anak usia abg 17 dan 11 tahun, saya merasakan betul bagaimana perjuangan kami untuk membentuk anak supaya mereka bisa mendapatkan pendidikan terbaik terutama agama sebagai fondasi. Alasan anak-anak yang berbuat kriminal itu hampir sebagian besar berasal dari latar belakang keluarga yang agak kacau. Orang tua yang bercerai, pengasuhan hanya oleh nenek nya yang sudah tua, seorang ibu yang single parent dan akhirnya bekerja di luar kota sementara si anak hanya dititipkan di kerabat.

Tidak bisa dipungkiri, faktor ekonomi hampir dipastikan menjadi alasan utama si anak berbuat kriminal. Si wanita korban video porno itu hanya mendapatkan upah sebesar 300 ribu rupiah saja sementara menurut kabar, sang pembuat video mendapat upah puluhan juta rupiah dari si pemesan video tersebut. Miris ! Kalau sudah urusan perut, orang memang bisa kalap mata. Tetapi, apakah faktor ekonomi menjadi kambing hitam si anak untuk bertindak asusila? semua kembali ke moral masing-masing.

Anak yang tumbuh kembang sendiri tanpa pengawasan orang tua cenderung akan berbuat yang benar menurut pemahaman nya sendiri. Beruntung kalau si anak berada di lingkungan yang bisa membawanya kepada kebaikan. Bagaimana kalau dia tumbuh di lingkungan yang salah? Saya tidak bisa menyalahkan orang tua mengapa bercerai. Masing-masing pasangan mempunyai alasan masing-masing yang hanya tidak bisa dipahami oleh orang lain. Tetapi dengan banyaknya kasus kriminal anak yang dilatar belakangi oleh keluarga broken home, rasanya orang tua memang perlu berfikir lebih bijak untuk kemudian memutuskan apa yang terbaik untuk keluarga mereka.

Setiap kasus kejahatan yang saya dengar dari para pengacara di kantor selalu membuat saya menghela nafas sedih, selalu saya ingat wajah-wajah polos anak-anak dan mereka tidak tahu akan mendapat pendidikan seperti apa mereka nanti, akan berada di lingkungan seperti apa mereka berada, yang mereka tahu adalah ketergantungan hidup mereka kepada orang tua dan lingkungannya. Mereka seperti sebuah kanvas polos yang siap dilukis oleh orang di sekitarnya. Dan mereka tidak pernah mengharapkan kanvas itu dilukis buram ... mereka berharap dilukis warna-warna ceria seperti dunia mereka !
Jumat, 26 Januari 2018
Resolusi 2018, New Year New Me

Resolusi 2018, New Year New Me

Sudah 20 hari berlalu dari tahun baru 2018. Sebetulnya termasuk terlambat posting tulisan untuk membahas resolusi. Tapi tak apalah, penyakit moody ini memang susaaah banget hilangnya. Rencana mau rutin posting di blog, adaaaa aja alasannya. Ribet kerjaan kantor lah, kebanyakan ngobrol ngalor ngidul sama teman seruangan dan ini yang sebetulnya paling "wasting time" ... stalking instagram ! ngga banget ya hihi. Tapi emang ni tangan gatel aja kalo ga liat instastory artis atau orang lain. Sementara saya sendiri cukup gaptek untuk buat video hmmm lebih tepat sih ga mau belajar aja kali. Si sulung pernah jelasin secara singkat cara bikinnya ... tapi yaaa itu balik lagi ke penyakit menahun.

Balik lagi ke resolusi, sebetulnya harus ga sih bikin resolusi di awal tahun? Hmmm menurut saya, itu balik lagi ke individu masing-masing ya. Ada yang berpendapat kalau rencana ya cukup di kepala saja, malah ada juga yang agak ekstrem buat apa bikin rencana toh kita ga tau usia sampe kapan. Gitu katanya. Ada juga yang membuat resolusi cukup detail dari berbagai aspek. Sah-sah saja sih sebetulnya yang paling penting adalah tindakan nyata untuk mewujudkan rencana-rencana tsb. Percuma dong kita bikin resolusi yang membahana kalau tidak ditindak lanjuti ya kaaaan #alasyahrini.

Saya pribadi sebetulnya baru mau serius bikin resolusi dan (ini) betul-betul membuatnya nyata hehehe. Salah satu alasan posting sekarang juga adalah dalam rangka mewujudkan salah satu resolusi tsb. Yaaa resolusi saya ada 3 nih: memperbanyak ibadah sunnah (spiritual), melunasi utang dan tidak berutang lagi untuk hal-hal yang tidak produktif (Financial) dan memperdalam lagi ilmu kepenulisan (Personal Growth). Saya ini termasuk si peragu (ciee bahasanya) atau boleh dibilang si hangat-hangat ee (maap) ayam. Buat toko online, semangat di awal. Buat blog, rajin posting pas baru bikin aja eeeh ke sana nya melempem lagi. Tapi at least saya sudah menyadari penyakit saya itu insyaallah doain ya teman saya bisa istiqomah mengejar mimpi saya.

Kalau niat sudah kuat dan tekad sudah bulat, halngan apapun insyaallah akan mudah saja kita lewati, pekerjaan rutin di kantor dan hilang laptop di rumah salah satu alasan dari sekian banyak alasan (termsuk si stalking tadi hihi) yang membuat saya mandeg menulis. Tapi berkat bantuan laptop pak suami saat tidak dipakai merancang gambar, ya curi-curi waktu deh terutama saat weekend gini buat posting di blog sama mulai cari-cari info lomba (makasih paksu #hug). Bismillah, semoga 2018 adalah awal yang bagus untuk karir menulis saya. New Year, New Me !
Jumat, 14 Juli 2017
Bagaimana agar memiliki anak yang berkah?

Bagaimana agar memiliki anak yang berkah?

Tidak dipungkiri lagi, mempunyai keturunan adalah dambaan setiap pasangan yang sudah menikah. Apalagi mempunyai anak yang berkah. Apa itu berkah? berkah adalah kebaikan yang mempunyai nilai tambah. Anak yang berkah adalah kunci kebahagiaan para orang tua karena doa anak yang soleh sangat ditunggu oleh para orang tua apalagi yang sudah meninggal.

Ada 3 jenis anak menurut ajaran islam:

1. Anak yang membanggakan (jinnatul hayat).
    Anak yang seperti ini membanggakan orang tua nya di dunia. Prestasi sekolah selalu gemilang dan rangking yang terdepan, Lulus cum laude dan kemudian meneruskan sekolah atau bekerja di luar negeri misalnya. Betul-betul membanggakan secara duniawi.

2. Anak yang selalu membuat susah (fitnattun).
   Anak seperti ini tidak pernah membuat bangga kedua orang tua nya malah menyusahkan. Hidupnya selalu menjadi beban bagi orang lain, tidak pernah ada orang yang senang menerima kehadirannya. Sifatnya selalu membangkang dan gemar berbuat onar.

3. Anak yang menyejukkan jiwa (qurrota a'yun).
   Inilah anak yang menjadi dambaan semua orang tua. Ini yang dimaksud dengan anak yang berkah, Anak yang terus membuat tentram hati orang tuanya bahkan sampai akhir hayat. Allah pernah menjelaskan bahwa orang tua yang akan masuk neraka bisa dihentikan gara-gara doa anaknya yang soleh.

Bagaimana cara nya agar kita memiliki anak yang berkah?

1. Tanamkan nili akhlaq serta tauhid sedari kecil. 
    Hal ini persis seperti nasihat Luqman kepada anaknya. Luqman selalu menanamkan tauhid, ahlak dan syariat kepada anaknya. Jangan menyekutukan Allah karena itu dosa besar, lakukan ibadah-ibadah ritual seperti solat dll, berbuat baiklah kepada sesama terutama kepada orang tua.

2. Berilah contoh tauladan.
    Kalau seorang ibu teriak-teriak kepada anaknya untuk solat tapi dia sendiri sibuk dengan remote TV, tentu tidak afdol. Anak adalah peniru ulung, apa yang biasa dilakukan orang tua nya sedikit banyak akan berpengaruh pada kehidupannya. Kalau kita ingin anak rajin mengaji, berilah contoh kita dulu yang rajin mengaji. Begitu juga perbuatan baik lainnya seperti sodaqoh, silaturahmi dll.

3. Berlaku adil.
   Rasululloh pernah bertamu ke seorang sahabat yang mempunyai 2 anak. Beliau melihat sahabat tersebut hanya menggendong dan memeluk satu anak saja sedangkan anak yang lain dibiarkannya berlari-lari ke sana kemari. Beliau menegur dengan halus, berbuat adil lah terhadap anakmu. Kita seringkali tidak menyadari suka membanding-bandingkan anak kita dengan yang lain. Hal itu akan melukai perasaannya. Setiap anak itu unik, tidak semua anak berbakat di satu bidang saja. Science misalnya, mungkin saja ia berbakat di bidang lain seperti olah raga atau kesenian, misalnya.

4. Didiklah anak dengan penuh cinta.
    Anak yang terbiasa dengan makian, kelak ia akan melakukan hal yang sama terhadap orang lain. Ibu, berhati-hatilah dengan ucapan. Ucapan adalah doa. Bukan hal yang mudah untuk menahan amarah apalagi kalau anak berbuat salah. Rasanya mulut ini gatal saja ingin memarahi. Tegurlah mereka dengn bahasa yang sopan dan mudah dimengerti. Anak itu akan tumbuh tergantung dari apa yang dibiasakan orang tua nya. Terutama ibu, ibu adalah madrasah bagi anak-anaknya, pemimpin di dalam rumah nya. Ketika anak tidak soleh, gizinya buruk, orang tua memang bertanggung jawab, tetapi ibu memegang peranan sangat penting dalam tumbuh kembang anaknya.

Semoga cara-cara tersebut bisa mulai kita terapkan di rumah tangga masing-masing dan cita-cita kita mempunyai anak yang berkah bisa segera terwujud. Insyaallah.


Selasa, 11 Juli 2017
Angklung, Angkot Modern di Kota Bandung

Angklung, Angkot Modern di Kota Bandung

sumber: www.wisatabdg.com

Tadi pagi pas mau berangkat kerja, motor saya persis di belakang sebuah angkot. Kalau angkot biasa saja sih saya ngga heran. Tapi angkot satu ini kemudian jadi menarik perhatian saya. Ingatan saya kemudian flash back ke belakang. Saya pernah membaca di harian Pikiran Rakyat kalau Pemkot Bandung, digagas sang walikota Ridwan Kamil, meluncurkan angkot keren yang disingkat Angklung, Angkot Keliling Bandung.

Apa sih bedanya dengan angkot lain? Dilansir dari Wisatabdg.com, Angklung difasilitasi dengan WIFI, AC, Tempat sampah, charger HP, televisi, perpustakaan mini bahkan rak tempat sepeda di belakang. Luar biasa ! tapi sayang nya saya belum sempat menjajal kenyamanan angkot ini. Mungkin suatu waktu saya harus nyempetin waktu nih. Tapi tentu harus bersabar menunggu karena jumlahnya hanya sekitar 30% dari total angkot di Bandung dan juga hanya di trayek tertentu saja.

Sebagai mantan pengguna angkot (yang sekarang beralih jadi ojeger ☺), saya tentu saja mengapresiasi langkah dari Pemkot Bandung. Jumlah pengendara sepeda motor yang kian hari kian bertambah, berdampak cukup signifikan pada pengguna angkot. Saya sering sekali melihat angkot berseliweran di jalan dengan keadaan kosong melompong tanpa penumpang. Hal ini jelas dikeluhkan oleh para sopir sementara mereka harus setor sejumlah uang kepada si empunya.

sumber: www.wisatabdg.com

Menurut hemat saya, harus dicermati juga alasan penumpang yang kemudian beralih ke sepeda motor. Apalagi sekarang kita dimanjakan dengan keberadaan ojek online juga. Seperti saya misalnya, kalau naik angkot saya harus ganti angkot 3 kali, sementara naik motor lebih praktis. Kemudian faktor kenyamanan, sopir yang ugal-ugalan dan ini yang paling membuat banyak penumpang kesal yaitu kebiasaan ngetem. Mereka setia menunggu penumpang naik tanpa menghiraukan penumpang yang di dalam angkot sudah kepanasan karena kelamaan menunggu.

Mudah-mudahan dengan diluncurkannya Angklung ini membuat penumpang menjadi lebih bersemangat naik angkot dengan harapan beberapa alasan diatas tidak terjadi lagi.
Minggu, 21 Mei 2017
Apa Makna Tradisi Munggahan Jelang Ramadhan?

Apa Makna Tradisi Munggahan Jelang Ramadhan?

Banyak kebiasaan masyrakat muslim di Indonesia menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Di suku Sunda ada satu tradisi yang disebut Munggahan. Berasal dari kata unggah yang berarti, kecap pagawean nincak ti handap ka nu leuwih luhur, naek ka tempat nu leuwih luhur” yaitu beranjak dari bawah naik ke tempat yang lebih atas. Mengandung makna bahwa kita akan menuju ke satu bulan yang diagungkan dimana amal solih dan perbuatan kita pun harus lebih ditingkatkan dari biasanya.

Munggahan identik dengan berkumpul besama keluarga, teman ataupun rekan kerja kemudian makan bersama. Menu yang disajikan pun khas sunda seperti ayam goreng, lalap sambal, ikan asin, sayur asam dll. Biasanya acara munggahan sudah mulai banyak dilakukan pada h-7 sebelum datangnya Ramadhan. Walaupun tidak ada acara khusus, sebagian orang biasanya menyelipkan acara pengajian dan tausyiah dengan bahasan seputar penyambutan bulan suci.

Apa sebetulnya makna dibalik kebiasaan ini? Menurut pendapat saya, tujuan utamanya adalah menjalin tali silaturahmi dan keakraban sehingga tidak ada lagi dendam ataupun perselisihan yang ada karena kita sebaiknya menyambut bulan suci dengan hati yang bersih tanpa ada noda iri, dengki dan dendam kepada sesama. Munggahan hanyalah bersifat ritual nya saja, yang terpenting adalah kita bisa menangkap makna dibalik kegiatan tersebut.

Selain berkumpul kemudian makan bersama, banyak dari kaum muslim juga yang membersihkan diri dalam arti sebenarnya. Ada yang berendam di sungai, mandi di pancuran ataupun hanya sekedar mandi dan keramas di rumah masing-masing. Saya teringat kebiasaan mencuci rambut ini sudah menjadi tradisi di keluarga saya, rasanya belum afdol kalau besoknya Ramadhan tetapi saya belum keramas hehe. Itupun akhirnya saya sadari bahwa esensi nya adalah penyucian diri. Bahwa bulan Ramadhan begitu agungnya sehingga kaum muslim bersuka cita menyambut bulan penuh keberkahan ini.

Semoga kita dipertemukan kembali dengan Ramadhan berikutnya. Aamiin.
Copyright © 2012 See, Think, Write All Right Reserved